Jenis Axle Shaft : 12 Jenis Dan Ulasannya

macam axle shaft

Jenis Axle Shaft – Pada kendaraan terdapat komponen axle shaft yang memiliki peranan penting. Untuk dapat menyesuaikan dengan berbagai jenis kendaraan, maka axle shaft juga terdapat beberapa macam. Lalu apa saja jenis axle shaft?

Axle shaft ini dikenal sebagai poros penggerak roda. Komponen ini merupakan elemen mekanisme pemindah tenaga yang berfungsi sebagai poros penggerak roda di mana roda terpasang pada axle shaft hingga beban roda ditopang oleh axle shaft. Axle shaft berperan untuk melanjutkan tenaga gerak dari differential ke roda-roda. Komponen ini biasanya dibagi jadi dua yaitu front axle shaft (poros penggerak roda depan) dan rear axle shaft (poros penggerak roda belakang).

Tiap kendaraan memiliki mekanisme penunjang axle shaft yang lain – beda, bergantung dari jenis dan peranan kendaraan itu. Axle shatf yang dipakai pada tipe penggerak depan dan belakang memiliki kategorisasi yang lain. Penggerak depan, axle shaft tersambung ke transxle, sedang tipe penggerak belakang, axle shaft ada di dalam diprensial.

Pada kendaraan Front Engine Front Drive (FF) memanfaatkan front axle shaft sebagai penggerak (driving axle shaft). Pada kendaraan type Front Engine Rear Drive (FR) menggunakan rear axle shaft sebagai penggerak (driving axle shaft). Selain itu pada kendaraan Four Wheel Drive (4WD) atau AWD memfungsikan front axle shaft atau rear axle shaft sebagai sama sebagai penggerak (driving axle shaft).

Untuk lebih jelasnya terkait jenis atau macam axle shaft akan diulas lebih dalam pada artikel berikut ini.

Jenis Axle Shaft

1. Berdasarkan Posisi Penggerak (Axle Shaft)

Saat sebelum saya ulas mengenai Axle Shaft, silahkan kita saksikan lebih dulu type penggerak kendaraan yang sering dipakai pada kendaraan mobil. Penggerak kendaraan pada mobil biasanya ada 4 type penggerak, yakni :

a. Type FE – RD

Front Engine – Rear Drive (FE-RD), di mana mesin ditempatkan di muka kendaraan, sedang roda yang gerakkan kendaraan ialah roda sisi belakang.

b. Type FE – FD

Front Engine – Front Drive (FE-FD), di mana mesin ditempatkan di muka kendaraan, dan yang gerakkan kendaraan ialah roda sisi depan.

c. Type RE – RD

Rear Engine – Rear Drive (RE-RD), di mana mesin di tempatkan ada di belakang kendaraan dan yang gerakkan roda sisi belakang.

d. Type 4 WD

Four Wheel Drive (4 WD), mesin di tempatkan di muka kendaraan, sedang yang gerakkan kendaraan ialah keempat roda, baik roda depan atau roda belakang sama gerakkan kendaraan. Karena itu untuk gerakkan keempat roda tersebut terpasanglah Transfer.

Baca Juga  Apa Itu Silencer Knalpot: 3 Fungsi, Bahan, & Pemilihan

2. Berdasarkan Cara Kerjanya

a. Axle Shaft Rigid

jenis axle shaft

Axle rigid selain sebagai pe-nerus perputaran ke roda, seakan-akan sebagai lengan panjang seperti poros mati, hingga di saat kendaraan berjalan posisi bodi kendaraan seakan-akan mengikut pergerakan status axle.

Keuntungan axle shaft tipe rigid :
1. Konstruksi lebih kuat.
2. Pas untuk kendaraan rasio media ke atas.
3. Mampu meredam berat beban.
4. Event yang dibuat besar.

Rugi :
1. Suspensi kendaraan keras
2. Di saat kendaraan berjalan di medan yang berat bodi kendaraan tidak konstan.
3. Pojok beloknya kecil.

b. Axle Shaft Independent

independent axle shaft

Tipe independent kerap dipakai pada kendaran kecil dan biasanya beberapa jenis sedan, karena tipe ini selain konstruksinya enteng sanggup membuat pojok belok semakin besar. Peranan axle shaft pada type independent :

1. Sebagai penerus perputaran ke roda

2. Sebagai

3. Sebagai penstabil bodi kendaraan, karena diperlengkapi CV joint.

Keuntungan dan rugi axle shaft independent Keuntungan :
1. Konstruksinya enteng.
2. Sanggup membuat pojok belok semakin besar
3. Perawatan gampang.
4. Bodi kendaraan lebih konstan jika dibanding axle rigid.

Rugi :
1. Tidak sanggup meredam beban besar
2. Di bagian inner housing atau outer housing gampang aus.
3. Harga tambah mahal.
4. Membutuhkan perawatan teratur.

3. Berdasarkan Sistem Penopangnya

a. Half Floating Tipe ( 1/2 Memikul )

jenis axle shaft

Pada type ini, bearing roda terpasang antara axle housing dan axle shaft. Sedang roda langsung terpasangkan pada ujung poros axle shaft. Jenis axle shaft ini sering dipakai pada kendaraan yang memiliki beban yang ringan. Sebagai contoh seperti mobil sedan.

Keuntungan :
– Konstruksinya lebih simpel, hingga gampang dalam pembaruan
– Ongkos produksi tambah murah

Rugi :
– Axle shaft bisa menjadi bengkok karena berat kendaraan yang dipikul langsung oleh poros
– Bila axle shaft patah, roda tidak ada yang meredam

b. 3/4 Floating tipe ( 3/4 Menanggung Beban )

jenis axle shaft

Jensi 3/4 floating tipe axle shaft Bantalan terpasang antara axle housing dengan wheel hub dan axle shaft. Otomatis, dengan konstruksi ini karena itu axle shaft tidak menyokong berat keseluruhnya beban kendaraan. Tetapi beban dipisah beberapa ke axle housing. Jenis penunjang ini dipakai untuk kendaraan – kendaraan niaga pengangkut beban sedang.

Keuntungan :
– Berat kendaraan tidak semua dilanjutkan ke axle shaft hingga axle shaft tidak bengkok.
– Jika terjadi axle shaft patah masih ditahan oleh bantalan

Rugi :
– Karena ada style kesamping, karena itu masih mungkin axle shaft bengkok

Baca Juga  Fungsi Governor Advancer Adalah: Peran, Bagian, & Cara Kerja

3. Full Floating Tipe ( Bebas Menanggung Beban )

jenis axle shaft

Jenis full floating tipe axle shaft Pada type ini wheel hub dipasang kuat pada axle shaft lewat dua buah bantalan yang lansung melekat pada axle housing. Axle shaft cuman berperan untuk gerakkan roda tanpa sedikitpun menanggung beban kendaraan. Jenis penunjang ini dipakai untuk kendaraan – kendaran yang besara pengakut berat beban.

Konstruksi semacam ini benar-benar aman dan memberikan keuntungan untuk kendaraan pengangkut berat beban. Sebagai contoh semisal terjadi patah pada axle shaft, kendaraan tidak miring, tetapi masih ketahan oleh axle shaft housing. Dan ini benar-benar memberikan keuntungan bila kendaraan sedang bawa beban benar-benar berat.

Keuntungan :
– Berat kendaraan semuanya dipikul oleh axle houshing, hingga axle tidak ada bengkok
– Style ke samping pun tidak dilanjutkan ke axle shaft
– Factor keamanan lebih bagus dan mampu menanggung beban berat.

Rugi :
– Ongkos produksi mahal

4. Menurut Panjang Poros Penggerak

Panjang poros penggerak kiri dan kanan bisa sama atau berlainan bergantung posisi mesin dan transaxle. Jika poros penggerak panjangnya berbeda, maka gampang terjadi getaran yang memunculkan bunyi dan kurang nyaman. Hal tersebut ditangani dengan beberapa sistem yang diantaranya yaitu:

a. Dynamic Damper tipe

macam axle shaft

Type poros penggerak ini memiliki dynamic damper yang terpasangkan di bagian tengah poros yang panjang. Dynamic damper terpasangkan pada poros penggerak lewat bantalan karet. Saat poros penggerak bergetar atau terpuntir karena itu damper yang diberi condong untuk berputar-putar pada kecepatan stabil, hingga bantalan karet meresap getaran dan puntiran.

b. Hollow Shaft tipe

macam axle shaft

Poros penggerak type ini dipakai pada kendaraan yang ketidaksamaan jarak dua poros pendorongnya besar.

c. Intermediatte Shaft Tipe

macam axle shaft

Kendaraan yang ketidaksamaan jarak dua poros pendorongnya besar, mekanisme setirnya jadi tidak konstan dan gampang memuntir. Di saat akselerasi, sisi depan kendaraan akan terangkat dan pojok gabung poros jadi besar, hingga peristiwa yang diakibatkan mengakibatkan roda tidak konstan dan susah untuk dikontrol.

Salah satunya usaha untuk bikin roda konstan karena ketidaksamaan panjang poros, karena itu terpasangkan intermediate shaft hingga poros penggerak kiri dan kanan jadi sama panjang. Dengan sistem ini pojok gabung 1 dan 2 akan sama, hingga peristiwa yang karena tindakan dari roda depan disertai dan kendaraan jadi konstan dan berjalan lurus.

Diatas adalah ulasan terkait jenis axle shaft yang terdiri dari beberapa macam. Semoga dapat menambah wawasan pengetahuan.